sebutkan tentang bentuk bentuk dari etiket digital secara nyata

SIMULASIDIGITAL KELAS X / SEMESTER I. Mengidentifikasi Komunikasi Dalam Jaringan (Online) DISUSUN OLEH: ASIH PUTRI GUTAMI 120412423408. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2014. KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan Jadisuhu udara di kompleks ini cukup dingin, berkisar antara 19 hingga 27 °c. Gambar bentuk dapat dibuat dalam bentuk gambar berwarna maupun gambar hitam putih. Source: More.. Berdasarkan pemahamanmu tentang gambar cerita, bersama kelompokmu, carilah beberapa gambar cerita dari majalah dan koran. Tujuandari pelayanan informasi obat adalah menyediakan informasi mengenai obat secara objektif, akurat, dan up to date kepada pasien dan tenaga kesehatan dilingkungan rumah sakit. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi. SebutkanTentang Bentuk Bentuk Dari Etiket Digital Secara Nyata 17 May 2022; Download Cheat Engine Nfs Most Wanted Pc 17 May 2022; Penyusunan Struktur Organisasi Kepanitiaan Pameran Disesuaikan Dengan 16 May 2022; 11Contoh Etika di Masyarakat dalam Kehidupan Sehari-Hari. Oleh DosenPPKNDiposting pada 13 November 202113 November 2021. Etika sangatlah berpengaruh dalam kehidupan manusia. Alasannya dengan adanya etika maka manusia akan dapat berorientasi dalam prosesnya menjalani kehidupan serta tindakannya sehari-hari dan pastinya Vay Nhanh Fast Money. -Etiket DigitalSeringkali pengguna teknologi digital tidak peduli dengan etiket penggunaan teknologi, tetapi langsung menggunakan produk tanpa mengetahui aturan serta tata krama penggunaannya. Atau sudah mengetahui tetapi menganggap etiket digital tidak terlalu penting untuk diperhatikan. Seringkali para pengguna digital melupakan bahwa walaupun dalam dunia digital para pengguna tidak saling bertatap muka, tetapi perlu diperhatikan bahwa di balik setiap akun, di balik setiap posting forum, terdapat individu lainnya yang dapat tersinggung jika Anda melanggar tata digital dibuat dengan tujuan untuk menjaga perasaan dan kenyamanan pengguna lainnya. Namun peraturan saja tidak cukup. Seringkali para pengguna tidak mengetahui aturan tersebut, ataupun malas membaca peraturan. Kita juga harus mengajarkan setiap pengguna teknologi digital untuk bertanggungjawab dalam pemanfaatan teknologi. -Keamanan DigitalDalam setiap komunitas terdapat individu yang mencuri karya, merusak, ataupun mengganggu individu lainnya. Meskipun tidak boleh berburuk sangka, kita tidak dapat mempercayai seseorang begitu saja, karena hal tersebut akan beresiko terhadap keamanan kita. Hal ini berlaku juga dalam dunia dunia nyata kita membangun pagar, mengunci pintu, menambahkan alarm dalam rumah kita dengan alasan keamanan. Hal yang sama juga perlu diterapkan dalam dunia digital, seperti meng-install antivirus, firewall, mem-backup data, dan menjaga data sensitif seperti username dan password, nomor kartu kredit, dll. Sebagai warga digital, kita harus berhati-hati dan menjaga informasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Sebutkan Tentang Bentuk Bentuk Dari Etiket Digital Secara Nyata. Kepala sekolah telah menyampaikan pengumuman Frasa yang terdapat pada Kalimat di atas terdiri dari.... a. Tanaman yang termasuk dunia jamur adalah kamir, kapang, dan cendawan. Jamur menyerap mineral dan nutrisi dari bahan yang dapat diperbaharui. Jamur mikoriza memiliki hubungan simbiosis dengan tumbuhan. Jamur hidup di dalam akar tumbuhan dengan cara menyerap nitrogen dari tanah dan menukarnya dengan karbon pada tumbuhan. Jumlah nomina yang terdapat pada kalimat ketiga adalah .... a. The Story One day several boys were playing at the edge of a pond in which lived a family of frogs. The boys amused themeselves by throwing stones i … nto the pond so as to make them skip on top of the stones were flying thick and fast, and the boys were enjoying themselves very much; but the poor frogs in the pond were trembling with fear. At last one of the frogs, the oldest and bravest, put his head out of the water, and said ”Oh, please, dear children, stop your cruel play! Just a moment... Checking if the site connection is secure. needs to review the security of your connection before proceeding. Sebutkan tentang bentuk-bentuk dari etiket digital secara nyata Dalam ilmu Ekonomi terdapat 2 teori yaitu, ekonomi mikro dan ekonomi makro. maka apa pengertian dan perbedaan 2 teori ekonomi tersebut?​. Dalam ilmu Ekonomi terdapat 2 teori yaitu, ekonomi mikro dan ekonomi makro. maka apa pengertian dan perbedaan 2 teori ekonomi tersebut?​. biaya dan... merupakan faktor yang menjadi masalah dalam... ​. biaya dan... merupakan faktor yang menjadi masalah dalam... ​. jika di ketahui Q2=3,Q1=2,P2= Tentukan fungsi permintaan! bantu ya kk​. jika di ketahui Q2=3,Q1=2,P2= Tentukan fungsi permintaan! bantu ya kk​. ETIKA DALAM PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA Teknologi internet dapat berbagi informasi dan berkomunikasi langsung jarak jauh melalui jejaring sosial atau media sosial Banyak manfaatnya dalam penggunaan media jejaring ini salah satunya adalah dapat menghemat waktu dan biaya. sebaiknya kita dapat mengenali bagaimana etika yang perlu diperhatikan dalam penggunaan jejaring sosial. Agar setiap pengguna jejering sosial merasakan kenyamanan dalam penggunaannya dan terhindar dari kejahatan. Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing dengan berita-berita yang direkayasa. Hal ini dapat mengganggu kontak lain dalam daftar anda dan bisa menjadi informasi bagi mereka yang ingin berniat jahat kepada kita. Jadi pergunakanlah jejaring sosial sebaik mungkin dalam berbagi informasi, maupun berkomunikasi sesuai etika yang berlaku. Etika Bermedia Sosial Di era digital saat ini, dimana komunikasi bisa dilakukan secara bebas tanpa batasan waktu dan tempat, ada banyak hal yang terabaikan. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan efek jera bagi orang-orang yang dengan sengaja menyerang orang lain lewat media sosial. Baik menyangkut konten yang tidak selayaknya diunggah maupun penyebaran hoaks dan ujaran-ujaran kebencian, termasuk juga mengambil data orang lain tanpa izin. Alangkah baiknya apabila sedang melakukan komunikasi pada jaringan internet menggunakan bahasa yang sopan dan layak serta menghindari penggunaan kata atau frasa multitafsir. Sebisa mungkin hindari menyebarkan informasi yang mengandung unsur SARA Suku, Agama dan Ras serta pornografi pada jejaring sosial. Etika Kewargaan Digital Digital Citizenship Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui penerapan pengetahuan komunikasi dalam jaringan sesuai dengan etika Kewargaan Digital Digital Citizenship 1. Kewargaan Digital Berkomunikasi, di dunia maya tidak jauh berbeda dengan berkomunikasi di dunia nyata. Komunikasi antarindividu, maupun beberapa individu sekaligus dapat terjadi baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Tidak mengherankan, berbagai karakteristik, pribadi, ide, maupun tujuan yang berbeda dapat tertuang di dunia maya. Namun, sifat dunia maya yang tidak mempertemukan individu-individu tersebut secara langsung dapat mendorong menipisnya, bahkan hilangnya norma-norma sopan santun, tanggung jawab, dan etiket dalam berkomunikasi. Apakah Anda menggunakan Internet untuk berbagi pakai share informasi tentang diri Anda dan rekan lain, berkomunikasi dengan kawan-kawan, mengomentari hal-hal yang Anda lihat secara daring, bermain games, mengunduh bahan untuk mengerjakan tugas, atau membeli barang secara daring? Jika Anda menjawab “ya” pada salah satu saja, dapat dikatakan bahwa Anda adalah seorang “Warga Digital”. Warga digital adalah orang yang sadar tentang hal yang baik dan hal yang kurang / tidak baik, menunjukkan kecerdasan perilaku teknologi, dan membuat pilihan yang tepat ketika menggunakan teknologi. Warga digital merupakan individu yang memanfaatkan TI untuk membangun komunitas, bekerja, dan berekreasi. Warga digital secara umum telah memiliki pengetahuan dan kemampuan mengoperasikan TI untuk berkomunikasi maupun mengekspresikan sebuah idé atau gagasan. Contohnya bermain facebook, menulis blog, mencari informasi di forum, dan lain-lain. Sama halnya dengan 128 warga dunia nyata, semua warga digital memiliki kewajiban untuk menjaga etiket dan norma, serta memiliki rasa tanggung jawab dalam berperilaku di dunia maya. Mengapa kewargaan digital itu penting? Jika Anda ingin memperoleh yang terbaik dalam menggunakan Internet dan menjaga keamanan serta kesehatan Anda dan rekan, gunakan bahan-bahan berikut ini untuk mempelajari bagaimana menjadi warga digital yang positif. Kewargaan digital dapat didefinisikan sebagai norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawab terkait dengan penggunaan teknologi. Rentang usia warga digital mulai bergeser, seiring dengan semakin mudahnya akses teknologi, tampilan, dan fitur yang semakin memanjakan pengguna, membuat anak-anak di usia belia telah dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk berkomunikasi, mencari, dan bertukar informasi di dunia maya. Usia yang masih belia semakin membuka kemungkinan adanya pelanggaran norma-norma maupun penyebaran informasi penting yang dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Kewargaan digital adalah konsep yang dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar. Penggunaan teknologi dunia maya dengan baik dan benar memiliki banyak implikasi, pemilihan kata yang tepat dalam berkomunikasi, tidak menyinggung pihak lain dalam memutakhirkan update status, tidak memberikan informasi rahasia kepada publik, tidak membuka tautan yang mencurigakan, dan lainnya. 2. Komponen Kewargaan Digital Kewargaan digital dapat dibagi menjadi 9 komponen, yang dikategorikan menjadi 3 berdasarkan pemanfaatannya. Gambar menunjukkan 3 tiga lingkungan dan 9 sembilan komponen penerapan Kewargaan Digital. a. Lingkungan belajar dan akademis IT telah menjadi bagian dari lingkungan belajar dan akademis. Baik pengajar dan Anda secara aktif memanfaatkan TIK dalam mencari informasi, data, maupun literatur yang digunakan untuk keperluan akademis. Beberapa komponen Kewargaan digital yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan ICT untuk lingkungan belajar dan akademis adalah Komponen 1. Akses Digital Setiap orang seharusnya memiliki hak yang sama dalam mengakses fasilitas TIK. Namun kemudian, setiap pengguna TIK harus menyadari bahwa tidak setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses teknologi, baik itu dibatasi oleh infrastruktur maupun oleh lingkungan komunitas pengguna itusendiri. Belajar menghargai hak setiap orang untuk memiliki akses ke teknologi informaasi, serta berjuang untuk mencapai kesetaraan hak dan ketersediaan fasilitas untuk mengakses teknologi informasi merupakan dasar dari kewargaan digital. Keterasingan komunitas secara digital mengakibatkan sulitnya perkembangan suatu lingkungan dikarenakan terbatasnya informasi dari masyarakat dan komunitas dari daerah lain yang telah memanfaatkan teknologi informasi. Setiap warga digital juga harus menyadari faktor-faktor penghambat akses ke teknologi informasi, mulai dari faktor infrastruktur hingga faktor adat dan budaya. Seiring berkembangnya teknologi, akses digital juga semakin mudah diperoleh, sehingga tantangan terbesar selanjutnya adalah pembiasaan terhadap pemanfaatan teknologi itu sendiri. Komponen 2. Komunikasi Digital Dalam lingkungan belajar, akademis, maupun lingkungan kerja dan masyarakat umum nantinya, komunikasi merupakan kewajiban yang harus dilakukan setiap orang untuk dapat bertukar informasi dan ide. Komunikasi dapat dilakukan secara satu arah, dua arah, antarpribadi maupun komunikasi dalam forum. Perkembangan teknologi digital telah mengubah sikap seseorang dalam berkomunikasi. Berbagai bentuk komunikasi digital telah tersedia, seperti e-mail, sms, chatting, forum, dan berbagai bentuk lainnya, memungkinkan setiap individu untuk terus dapat terhubung dengan individu lainnya. Setiap warga digital diharapkan dapat mengetahui berbagai jenis komunikasi menggunakan media digital. Warga digital juga diharapkan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis komunikasi tersebut, sehingga dapat memilih penggunaan komunikasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Komponen 3. Literasi Digital Dunia pendidikan telah mencoba untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam proses belajar mengajar, sehingga Anda mampu menggunakan teknologi digital untuk mencari dan bertukar informasi. Namun pada kenyataannya, teknologi yang digunakan dalam dunia kerja sedikit berbeda dengan yang digunakan di sekolah. Berbagai bidang pekerjaan seringkali memerlukan informasi yang aktual dan bermanfaat, pekerja dituntut memiliki kemampuanuntuk mencari dan memproses data secara kompleks dalam waktu yang singkat. Sementara itu, ketergantungan Anda pada pengajar belum seirama dengan tuntutan dunia kerja. Literasi digital merupakan proses belajar mengajar mengenai teknologi dan pemanfaatan teknologi. Pelajar dan pengajar diharapkan dapat belajar apa saja, kapan saja, dan dari mana saja. Saat teknologi baru muncul, para pelajar dan pengajar diharapkan dapat beradaptasi secara cepat dan tidak terpaku pada satu jenis teknologi. b. Lingkungan sekolah dan tingkah laku Komponen 4. Hak digital Sama halnya dengan perlindungan hak asasi di dunia nyata, para warga digital juga memiliki perlindungan hak di dunia digital. Setiap warga digital memiliki hak atas privasi, kebebasan berbicara, dll. Hak tersebut haruslah dipahami oleh setiap warga digital. Dengan adanya hak tersebut, setiap warga digital juga memiliki beberapa kewajiban yang harus dipenuhi. Setiap warga digital harus ikut membantu pemanfaatan teknologi secara benar, mengikuti tata krama yang berlaku, baik yang tersirat maupun tersurat. Contoh nyatanya adalah tidak melakukan pembajakan konten, tidak menyebarkan informasi palsu, tidak memancing emosi pengguna teknologi informasi lainnya. Komponen 5. Etiket digital Seringkali pengguna teknologi digital tidak peduli dengan etiket penggunaan teknologi, tetapi langsung menggunakan produk tanpa mengetahui aturan serta tata krama penggunaannya. Atau sudah mengetahui tetapi menganggap etiket digital tidak terlalu penting untuk diperhatikan. Seringkali para pengguna digital melupakan bahwa walaupun dalam dunia digital para pengguna tidak saling bertatap muka, tetapi perlu diperhatikan bahwa di balik setiap akun, di balik setiap posting forum, terdapat individu lainnya yang dapat tersinggung jika Anda melanggar tata krama. Etiket digital dibuat dengan tujuan untuk menjaga perasaan dan kenyamanan pengguna lainnya. Namun peraturan saja tidak cukup. Seringkali para pengguna tidak mengetahui aturan tersebut, ataupun malas membaca peraturan. Kita jugaharus mengajarkan setiap pengguna teknologi digital untuk bertanggungjawab dalam pemanfaatan teknologi. Komponen 6. Keamanan digital Dalam setiap komunitas terdapat individu yang mencuri karya, merusak, ataupun mengganggu individu lainnya. Meskipun tidak boleh berburuk sangka, kita tidak dapat mempercayai seseorang begitu saja, karena hal tersebut akan beresiko terhadap keamanan kita. Hal ini berlaku juga dalam dunia digital. Dalam dunia nyata kita membangun pagar, mengunci pintu, menambahkan alarm dalam rumah kita dengan alasan keamanan. Hal yang sama juga perlu diterapkan dalam dunia digital, seperti meng-install antivirus, firewall, mem-backup data, dan menjaga data sensitif seperti username dan password, nomor kartu kredit, dll. Sebagai warga digital, kita harus berhati-hati dan menjaga informasi dari pihak yang tidak bertanggungjawab. c. Kehidupan Anda di luar lingkungan sekolah Komponen 7. Hukum digital Hukum digital mengatur etiket penggunaan teknologi dalam masyarakat. Warga digital perlu menyadari bahwa mencuri ataupun merusak pekerjaan, data diri, maupun properti daring orang lain merupakan perbuatan yang melanggar hukum. Contoh perbuatan yang melanggar hukum antara lain meretas informasi atau website, mengunduh musik ilegal, plagiarisme, membuat virus, mengirim-kan spam, ataupun mencuri identitas orang cyber law di Indonesia sendiri dapat dikategorikan menjadi 5 aspek besar. - Aspek hak cipta - Aspek merek dagang - Aspek fitnah dan pencemaran nama baik Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital netiquette dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu diungkapkan Soni Ammho Mongan, Pengurus Departemen Kreatif Siberkreasi, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia MakinCakapDigital wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa 15/06/2021. “Etika digital harus diterapkan karena dalam ruang digital kita akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural sehingga sangat mungkin pertemuan secara global tersebut akan menciptakan standar baru tentang etika,” papar Soni. Agar tidak terjadi masalah dalam unggahan, ada baiknya perhatikan dua hal ini, yaitu memiliki rasa empati dan perlakukan orang lain sama seperti Anda ingin diperlakukan. Selain itu, ada juga 10 etika dalam berinteraksi di dunia maya, seperti ingatlah keberadaan orang lain, berpikir dulu sebelum berkomentar, gunakan bahasa yang sopan dan santun, menjadi pembawa dalam diskusi yang sehat, jangan menyalahgunakan kekuasaan, hormati waktu dan bandwidth orang lain, bagilah ilmu dan keahlian, hormati privasi orang lain, maafkan jika orang lain membuat kesalahan, dan taat pada standar perilaku online yang sama kita jalani dalam kehidupan kita. Selain mengerti akan etika, masyarakat juga diharuskan mengerti akan keamanan digital. Andika Zakiy, Koordinator Program SEJIWA, menjelaskan, jejak digital adalah semua informasi terkait diri kita yang muncul di internet. Hal ini bisa mencakup banyak hal, mulai dari foto, audio, video, teks hingga tanda “suka” dan komentar yang kita posting. “Pentingnya menjaga jejak digital, maka harus jadilah pengguna internet yang positif seperti di kehidupan nyata, pikirkan sebelum mem-posting, lindungi rahasia yang kita miliki, jangan berasumsi bahwa pengguna lain di internet selalu memiliki pemikiran yang sama dengan kita, dan penting untuk selalu menghormati privasi dan hak orang lain, meskipun mungkin kita tidak setuju dengan pilihan tersebut,” paparnya. Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital Digital Culture, Aman Bermedia Digital Safety, Etis Bermedia Digital Digital Ethics, dan Cakap Bermedia Digital Digital Skills. – Warganet yang ada di ruang maya sejatinya merupakan perpanjangan tangan dari masyarakat di dunia nyata. Karenanya, warganet tetap terikat dengan norma, etika, serta hukum yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu, setiap pengguna media sosial hendaknya mengendalikan dan mengontrol setiap tindakan di jagat maya, bukan saat ini, masyarakat telah memasuki era society yang ditandai dengan semakin intensnya hubungan manusia dengan mesin untuk mempermudah kehidupan. Pada era tersebut, dibutuhkan beberapa keterampilan untuk tetap bisa mengikuti perkembangan zaman, mulai dari menguasai keterampilan teknis, berpikir kritis dalam berkomunikasi, mengolah informasi, hingga cara berinteraksi di ruang digital. Merespons kebutuhan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika Kemenkominfo bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital Japelidi dan Siberkreasi Gerakan Nasional Literasi Digital menggelar webinar bertajuk “Pahami Aturan Bersosialisasi di Media Sosial”, Senin 22/11/2021. Webinar tersebut dilaksanakan di Jakarta Timur dan diikuti oleh sejumlah peserta secara daring. Adapun narasumber yang menjadi pemateri dalam webinar tersebut di antaranya adalah Development Partnerships Lead in Indonesia Accenture dan dosen Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Unika Atma Jaya Nia Sarinastiti, dosen Unika Atma Jaya Dorien Kartikawangi, serta Vice President VP Head of Public Affairs Gojek dan dosen Unika Atma Jaya Michael Say. Selanjutnya, dosen Unika Atma Jaya Stefanus Andriano, serta key opinion leader KOL yang juga mahasiswa Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya dan penari balet Aurel Larasati. Dalam pemaparannya, Dorien menyampaikan bahwa dalam berinteraksi di media digital, setiap pengguna media sosial harus menahan diri dan dapat memosisikan dirinya di hadapan orang lain. Untuk melakukan hal tersebut, lanjutnya, diperlukan empati serta sikap yang menjunjung etika dan norma sosial dalam berinteraksi dengan sesama pengguna media digital. Sejumlah etika dan norma sosial dalam penggunaan media digital di antaranya adalah berpikir sebelum berkomentar, menghormati waktu dan bandwith orang lain, menggunakan bahasa yang sopan dan santun, serta membagikan ilmu dan keahlian. “Selain itu, penting juga untuk menjadi pembawa damai dalam diskusi, menghormati privasi orang lain, tidak menyalahgunakan kekuasaan, serta maafkan orang lain jika berbuat salah,” kata Dorien dalam siaran pers yang diterima Senin 29/11/2021. Sementara itu, Aurel menyampaikan bahwa warganet harus menomorsatukan literasi digital dalam penggunaan teknologi dan media sosial. Menurutnya, pemahaman literasi digital yang baik dapat membuat warganet menggunakan media sosial secara bijak dan kritis di ruang keamanan media sosial, Aurel mengatakan bahwa setiap pengguna memiliki kebebasan untuk memblokir konten yang tidak disukai. “Pengguna bisa mengandalkan fitur block dan report untuk menyeleksi unggahan yang tidak ingin dilihat,” ujar Aurel. Aurel turut menjabarkan keuntungan dari membagikan konten yang edukatif dan bermanfaat untuk orang lain. Menurutnya, selain bermanfaat untuk orang lain, konten bermuatan edukatif juga memberikan manfaat untuk diri sendiri karena dapat menjadi personal branding. “Sebelum membagikan konten, penting untuk melakukan cek dan ricek informasi yang diterima. Kita harus melakukan hal tersebut secara sadar dan tanpa emosi. Semuanya dimulai dari diri sendiri jika kita ingin membantu orang lain untuk berubah,” ujarnya. Penerapan etika digital Dalam sesi tanya jawab, peserta webinar bernama Arri Dhana menyampaikan pendapat bahwa sejauh ini, etika digital belum diterapkan oleh seluruh generasi muda secara merata. Padahal, etika digital dapat dijadikan pembelajaran atau materi baru yang harus disampaikan di dunia pendidikan Indonesia. “Apa hambatan dalam penerapan etika digital, khususnya di kalangan generasi muda?” tanya Arri. Michael yang menjawab pertanyaan tersebut mengatakan bahwa perkembangan dunia digital yang pesat merupakan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Karenanya, penerapan etika digital bisa dimulai dari diri sendiri. Sebab, sulit untuk mengharapkan orang lain mengubah perilakunya, terlebih bila diyakinkan oleh orang yang tidak dikenal. “Pemerintah melalui Kemenkominfo sudah membuat panduan dalam berinternet yang baik melalui literasi digital,” kata Michael. Sebagai informasi, webinar MakinCakapDigital merupakan salah satu rangkaian kegiatan literasi digital di Jakarta Timur. Kegiatan ini terbuka bagi semua orang yang berkeinginan memahami dunia literasi digital. Penyelenggara pun membuka peluang sebesar-besarnya kepada semua anak bangsa untuk berpartisipasi pada agenda webinar selanjutnya melalui akun Instagram dan siberkreasi. Kegiatan webinar tersebut juga turut mengapresiasi partisipasi dan dukungan semua pihak sehingga dapat berjalan dengan baik. Sebab, program literasi digital ini hanya akan sukses mencapai target 12,5 juta partisipan jika turut didukung oleh semua pihak yang terlibat.

sebutkan tentang bentuk bentuk dari etiket digital secara nyata